Sungguhlah hebat
Mahasiswa bahkan sejarah bangsa Indonesia mulai dari terbentuknya sampai
sekarang setiap Lembaran sejarah yang tercatat tak pernah lepas dari peranan
Mahasiswa mulai dari Boedi Utomo sampai Era Reformasi . Dua Rezim Paling
berkuasa di Indonesia dijatuhkan oleh Mahasiswa Namun kemanakah mereka sekarang
? Bukanlah Zaman sekarang jauh lebih bobrok dari sebelumnya ? Korupsi ,
Kekerasan , Kekejaman dan lain-lainnya ditelanjangkan secara bebas oleh Media .
Penampakan-penamakan yang terjadi disekitar kita adalah penanda dari sebuah
Fenomena kondisi suatu bangsa dan itulah cerminan kita sendiri Fenomena itulah
yang mewakili seperti apa wajah kita sebenarnya dan itulah Wajah Bangsa
Indonesia . Korupsi , Kekerasan , Kekejaman itulah cerminan diri kita yang
sebenarnya . Saya berani mengatakan bahwa bukanah orang yang mencintai
Indonesia yang tidak tidak peduli pada kondisi Negara kita pada saat ini jika
memang benar kita mencintai Indonesia bukankah kita seharusnya peduli pada hal-hal
diatas ? . Bicara Korupsi , mulai dari Perangkat Desa sampai Pemerintah Pusat
Korupsi , Institusi Kenegaraan , DPR , sebagian besar dirancuni oleh penyakit
yang bernama korupsi ,Bicara Kekerasan Mulai dari Siswa,pengantar Mayat dan
supporter Sepakbola semuanya anarkis , Bicara kekejaman Institusi Kepolisisan
justru menembaki warga sipil di berbagai daerah bahkan ikut tersandung kasus
Hukum padahal bukankah mereka seharusnya yang menegakkan terus-menerus berada
dalam kondisi seperti ini ?.
Mahasiswa sebagai
motor perubahan , hampir dalam setiap kesempatan saya mendengar hal itu mulai
dari Forum Diskusi , Pengkaderan , Seminar , dan sebagainya namun ketika saya
benturkan dengan relitas kekinian tampaknya hanya akan menjadi Omong kosong
belaka . Dalam setiap kesempatan saya mendengar kata “Revolusi sampai Mati”
namun lagi-lagi ketika dibenturkan dengan realitas kekinian hanyalah sebuah
bualan belaka . Di era keterbukaan sekarang ini seharusnya kita bisa membangun
sebuah masyarakat seperti yang dicita-citakan oleh para Founding father bangsa
ini dan bukannya sebaliknya . mungkinkah ada masalah dengan Mahasiswa ? .
SUNGGUHLAH BENAR APA YANG MARX KATAKAN
TENTANG IDEOLOGI SEBAGAI KESADARAN PALSU BEGITUPUN GAGASAN TORITIKUS JERMAN
PETER SLOTERDJIK TENTANG CYNISM ATAU SINISME YAITU SUATU KONDISI DIMANA KITA
PAHAM KONDISI SEBUAH REALITAS NAMUN KITA TIDAK MELAKUKAN APA-APA (UNTUK
MENGUBAHNYA) . Itulah jawaban yang paling tepat menggambarkan realitas
kekinian pada Dunia Kemahasiswaan . Di era sekarang ini ruang belajar dan
berproses semakin terbuka dengan menjamurnya Lembaga-lembaga Kemahasiswaan dan
seharusnya semakin banyak alternative pemecahan
masalah bagi bangsa ini namun aneh nya justru Negara semakin tidak jelas
arah dan tujuannya , sebenarnya kemanakah peran dan fungsi para Mahasiswa ini ?
. Dan saya menemukan jawabannya pada apa yang saya sebut sebagai “Ideailsme
Papan Tulis” yaitu suatu kondisi ketika gagasan dan pemahaman hanya sampai pada
pemikiran dan tak pernah sampai pada dunia nyata , Layaknya sebuah papan tulis
yang isinya berganti tiap hari topic yang satu ke topic yang lain.
Dalam dunia
kemahasiswaan papan tulis adalah sahabat yang paling dekat dan hampir tiap hari
kita berhadapan dengannya . Mulai dari kuliah sampai dengan kegiatan Lembaga
Kemahasiswaan hampir semua menggunakan papan tulis bahkan dalam hampir semua
kegiatan di dunia pendidikan menggunakan papan tulis.
Dalam kegiatan
kemahasiswaan utamanya diskusi,kajian,serta berbagai kegiatan lain menggunakan
papan tulis dan dan setiap harinya papan tulis ini menjadi teman sejati bagi
mahasiswa , Dunia pun bisa dilihat dari sebuah papan tulis dan bahkan GAGASAN-GAGASAN TENTANG KEBENARAN,KEADILAN,DAN
PERUBAHAN SOCIAL dapat ditemukan dalam sebuah papan tulis bahkan ribuan
orang hebat telah lahir dari papan tulis ini , namun bangsa yang besar ini
masih saja tak berubah justru penyakit-penyakit sosial seperti diatas justru
semakin akut, entah apa yang terjadi dengan gagasan-gagasan ideal yang telah
tertuliskan pada papan tulis ini.Gagasan-gagasan yang pernah tertuliskan pada
papan tulis ini seakan-akan hanyalah seperti roda yang berputar terus menerus
topic yang satu dan yang lainnya saling berganti satu sama lain dan terhapus
begitu saja dari papan tulis ini yang tersisa hanyalah sebuah jejak-jejak kecil
dalam ingatan yang mungkin sangat mudah untuk menghilang dan mengendap dalam
akal. Entahlah diamankah letak pengaktualan gagasan-gagasan kecil ini.
Mengingat PAULO COELHO (The Alchemist-1988
) bahwa sebenarnya dari hal-hal sederhanalah kita bisa membuat sebuah
perubahan yang besar serta gagasan EDWARD
NORTON LORENTZ tentang Teori Chaos (The Butterfly Effect - 1961) bahwa
“Kepakan sayap kupu-kupu di Brazil bisa mengakibatkan tornado di Texas”. Saya
yakin beberapa saja gagasan ideal dalam papan tulis yang bisa kita aktualkan
dalam dunia nyata maka saya yakin akan menimbulkan beberapa perubahan yang
besar bagi dunia.
Sampai
sekarang yang saya temui hanyalah ”Intelektual-Intelektual
Mekanik” Ala ANTONIO GRAMSCI dan “ Bal’am” Ala ALI SYARIA’TI yang
melacurkan idealismenya kepada kelas penguasa demi kepentingan pribadi bahkan
banyak yang mencari jalan itu melalui lembaga kemahasiswaan. Sekali lagi SLAVOJ ZIZEK benar tentang Ideologi itu adalah kesadaran palsu ,
Kita berada dalam Tataran Simbolik. Ketika Anda mengaku Anti-Nasionalis dan justru hormat pada bendera ketika upacara
maka secara tidak langsung anda justru mengakui bahwa anda adalah seorang
nasionalis ,karena apa yang kita lakukan justru menggambarkan seperti apa anda
sebenarnya. Yah..!! itulah yang terjadi pada Mahasiswa jaman sekarang segala
sesuatu hanya dinilai dari sisi pemikiran/ide dan gagasan belaka tidak dinilai
dari segi realitas dan pengaktualan , Dimana semua masalah hanya dianggap
selesai di papan tulis itulah “Subjek
Sinis” Ala SLAVOJ ZIZEK dimana Kita sadar akan realitas sangatlah Menindas
namun yang kita lakukan adalah justru mengabaikannya dimana Semua Gagasan
selesai diatas papan tulis. Segala Gagasan Ideal di Dalam Dunia Kampus selama
ini hanyalah terpenjara dalam dunia kampus di dalam sebuah papan tulis.
Seandainya saja papan tulis bisa mengaktualkan apa yang pernah ditulis di
dalamnya maka mungkinkah apa yang diyakini oleh Pemikir Post-Modernisme Seperti
MICHAEL FOUCAULT , JACQUES DERRIDA ,
JULIE KRISTEVA DAN LOUIS ALTHUSSER Yang Menggempur subjek habis-habisan dan
Berkata “SUBJEK SUDAH MATI” maka
saya akan bilang bahwa “JIKA SUBJEK
TELAH MATI, MAKA MUNGKINKAH TUHAN PUN TELAH MATI..??? ”.
AYUB GASALI (MAHASISWA FAKULTAS
PERTANIAN ANGKATAN 2009) SAAT INI AKTIF DI FORUM KAJIAN PERTANIAN –UNHAS
(FKP-UH)
kak, berarti subjeknya disini adalah realita ?? terus apa lagi yang melandasi pertanyaan terakhirta itu kak ?? yang bilang bahwa " JIKA SUBJEK TELAH MATI, MAKA MUNGKINKAH TUHAN PUN TELAH MATI..??? ”.
ReplyDeleteSUBJEK SEBENARNYA MERUJUK PADA MANUSIA , PEMAKNAAN MANUSIA TERHADAP REALITAS, PADA ZAMAN SEKARANG DIKATAKAN HAMPIR SUDAH BERNILAI 0 (NOL) , MANUSIA JUSTRU TERJEBAK OLEH REALITAS YANG MEREKA CIPTAKAN , OLEH KARENA ITU KETIKA REALITAS BERHENTI DIMAKNAI MAKA TUHANPUN JUGA BERHENTI DIMAKNAI..DAN MATI
ReplyDelete“JIKA SUBJEK TELAH MATI, MAKA MUNGKINKAH TUHAN PUN TELAH MATI..??? ”
ReplyDeletegak perlu ji mungkin menggunakan kata "TUHAN"
cukup yg d mngerti sja org :)
itu lebih baik mgkin
SIPP.. MAKASIH ATAS MASUKANNYA :)
ReplyDeletekeren...mengangkat realitas sosial dan membenturkannya dengan peran sosial mahasiswa....
ReplyDeletemungkin ditulisan berikutnya dinda ayub gazali bisa memberikan tawaran metode untuk gerakan mahasiswa agar tidak galau dan mengambil peran yang lebih substansial dalam proses perubahan sosial...
tetap menulis dinda...semoga ada kesempatan kita bisa berdiskusi secara langsung
SIAP KAK
DeleteMUDAH-MUDAHAN SKRIPSI CEPAT KELAR
SAYA BUTUH BANYAK DISKUSI KAK DENGAN KT..HEHEHE