Monday, 23 June 2014

KERUSAKAN LINGKUNGAN : RETAKNYA HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM

Filled under:


Manusia adalah makhluk yang sangat unik , manusia bukan sekedar ada didunia , tapi dia juga eksist , manusia adalah makhluk yang berada di dalam sekaligus diluar alam semesta dalam artian disatu sisi manusia adalah bagian alam semesta namun juga punya kemampuan untuk mengubah alam semesta , manusia amat berbeda dengan makhluk lainnya , seperti ungkapan Jean Paul Sartre ,manusia adalah etre pour soi , makhluk yang ada bagi dirinya (exist) sedangkan makhluk lainnya adalah etre en soi  atau ada pada dirinya (ada). Kemampuan manusia yang bersifat ambivalen ini membuat manusia menjadi makhluk paling maju dan beradab . 

Peradaban manusia merupakan hasil interaksi ekologis dan sosiologis manusia bahkan sepanjang zaman berbagai peradaban manusia terus bergerak tumbuh , hilang , dan berganti , alam semesta pun juga bergerak namun alam semesta kian mengalami keretakan dan ketidakseimbangan , sehingga  berbagai bencana alam , krisis lingkungan , krisis pangan , dan sebagainya  mengancam kelangsungan hidup manusia di masa depan .Hal ini disebabkan oleh Prilaku Manusia dalam berinteraksi dengan alam .
 
Manusia dan alam mempunyai relasi dan keterikatan yang sangat kuat yang terwujud dalam “Pertukaran Metabolik” yaitu manusia dan alam mengalami pertukaran material misalnya dalam pembusukan biologis  (kotoran) akan berubah menjadi unsur hara dalam tanah dan  kembali tumbuh bersama tanaman yang mengandung nutrisi dan kembali dimakan oleh manusia dimana manusia dan alam saling terikat dalam proses tersebut , selain itu Sirkulasi CO2 Dan O2 oleh Manusia dan tumbuhan juga menjelaskan pertukaran metabolik tersebut . John Bellamy Foster (Ekologi Marx Materialisme dan Alam : 2010) menganalisis penyebab kerusakan lingkungan , yang disebutnya sebagai “Keretakan Metabolik” dimana intervensi manusia terhadap alam terjadi dengan sangat berlebihan , yang diawali oleh Kajian Justus Von Liebig (Hukum Liebig- pencetus pupuk dan pestisida) dimana terjadi  pengintervensian lingkungan yang berlebihan dengan penggunaan “bahan kimia” terhadap alam yaitu pupuk dan pestisida yang kemudian membuka potensi yang besar bagi revolusi pertanian . Intervensi manusia dalam bentuk penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan oleh manusia menyebabkan degradasi tanah , pencemaran, dan berbagai kerusakan lingkungan lain . Hubungan intrinsik (saling membutuhkan) antara manusia dan alam pun terganggu dengan hal tersebut , hal ini tak lepas dari kepentingan Kapitalisme yang selalu mementingkan keuntungan semata tanpa mempertimbngkan faktor ekologis (hubungan manusia dan alam) . Untuk memacu produksi dan keuntungan dilakukanlah berbagai cara yang singkat dan jangka pendek  utamanya adalah penggunaan bahan kimia oleh karena itu teknologi kiwiawi dipacu terus-menerus bahkan hingga sekarang , sehingga keretakan ekologis tak dapat dielakkan lagi .

 (http://biologiumum.com/wp-content/uploads/2014/02/Kerusakan-lingkungan.jpg)

Selain mengganggu pertukaran metabolik , Berbagai bahan kimia yang digunakan menyebabkan faktor yang sangat acak dan sulit untuk diprediksi lantas menyebar ke alam dengan sangat cepat , selain itu bahan kimia tersebut juga sulit untuk terurai sehingga menyebabkan berbagai efek lain misalnya sisa-sisa pestisida  dan Pupuk Kimia yang bisa menurunkan kualitas tanah . Setiap Makhluk hidup mempunyai peran sendiri dalam alam Rantai Ekologis termasuk  Hama , penggunaan pestisida justru membuat kesimbangan ekologis terganggu  salah satu contoh nyata adalah pemusnahan spesises makhluk hidup tertentu yang menyebabkan Ledakan (Resurjensi) Hama seperti Kasus Ulat Bulu dan Tomcat di Pulau Jawa beberapa waktu lalu dimana makhluk hidup tersebut kehilangan habitat dan makannya oleh pestisida . Sisa-sisa (residu) pestisida yang sulit terurai di alam  juga menyebar dengan cepat melalui perantara angin dan air berpotensi meracuni makhluk hidup sekitarnya dan terus menerus menyebabkan efek berantai yang sulit dipastikan (Butterfly Effect) . Pupuk kimia juga bisa merusak komposisi tanah , membunuh organisme tanah , dan mengganggu komposisi tanah sehingga berpotensi besar merusak kualitas tanah . Kasus kerusakan akibat bahan kimia diuraikan sangat jelas oleh Isabelle Delforge (Dusta Industri Pangan : 2005) dan  Kini ancaman kerusakan ekologis akibat dari “keretakan metabolik” ini menjadi semakin nyata dan harus kita hadapi bersama .
Manusia dan Alam seharusnya bisa mengalami Evolusi bersama (Co-Evolution) yaitu hubungan yang bersifat dialektis antara manusia dan alam untuk terus “maju bersama” dan “saling memperbaharui” seperti konsep “pertukaran metabolik” , jadi seharusnya ada keseimbangan hubungan antara manusia dan alam melalui “konsep kerja” dimana manusia mencukupi kebutuhan hidupnya dari alam dan bersikap bijak terhadapnya . Jared Diamond (Collapse : 2013) mengambarkan bagaimana perilaku manusia dalam berinteraksi dengan alam sangat berpengaruh terhadap Runtuhnya peradaban manusia , misalnya Kasus Penggundulan Hutan di Pulau Paskah (Polinesia) , yang disebabkan oleh Struktur Sosial ( Kapitalisme Primitif) dimana Kaul elite (Raja , Kepala Suku ) menebang habis kayu dengan tujuan pendirian monumen (Patung) dan rumah pribadi . Kasus Masyarakat Anzasi di AS , dan Runtuhnya Peradaban Maya di Semenanjung Yucatan juga mempunyai sebab yang hampir sama , yaitu Kerusakan Lingkungan yang sangat parah , dimana masyarakatnya sangat tidak bijak dalam berinteraksi dengan lingkungan dengan mengeksploitasi SDA dengan berlebihan dan bersifat jangka pendek , sehingga tantangan akibat kerusakan lingkungan itu tidak dapat mereka atasi yang menyebabkan peradaban manusia disana runtuh dan ditinggalkan . Keruntuhan perdaban masyarakat masa lalu seharusnya menyediakan pelajaran berharga bagi kita semua bagaimana mengelola alam dengan bijak dan tepat .
Ancaman Kerusakan Lingkungan semakin besar kedepannya dan akan terus berlanjut , Berbagai peristiwa bencana alam , krisis lingkungan , krisis pangan , global warming seperti dalam film Al-Gore (An Inconvenient Truth : 2006) , dan banyak kejadian lain semakin menuntun umat manusia menuju kepunahan . Kaum Enviromentalis dan Non-Enviromentalis terus-menerus terlarut dalam debat kusir antara melestarikan alam ataukah melestarikan manusia dan kini kita dihadapkan pada masalah terbesar yang dihadapi oleh umat manusia . Lembah Bitteroot di Montana seperti yang dianalisis oleh Jared Diamond (Collapse : 2013) menyediakan contoh kasus kerusakan lingkungan kontemporer dengan berbagai Variabel yang sangat terkait dan sangat kompleks . Manusia kini akan menghadapi masa depan yang lebih menantang dan dituntut lebih cerdas dan bijak dalam krisis terbesar yang akan kita hadapi , Kasus-kasus runtuhnya peradaban Masa lalu serta Kasus Lembah Bitteroot Montana menyediakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua . Masa depan umat manusia akan tergantung pada jawaban terhadap permasalahan kompleks mengenai Alam .

Posted By Ayub Gazali02:27

Tuesday, 10 June 2014

RETAKAN PADA DUNIA KITA

“Dia Yang Mengkonsumsi Begitu Banyak Berita
Tak punya Waktu untuk  Merebus dan Menggoreng ,
Dan dipaksa Menelan Semuanya Bulat-bulat”

Tor Age Bringsvaared
(Pria Yang Mengumpulkan 1973)

Anthony Giddens pernah berkata bahwa Dunia modern ini seperti “Juggernaut” sebuah Makhluk Buas  Raksasa yang siap melindas siapa saja , dan bisa kemana saja , bahkan bisa lepas kendali , dunia kita adalah sebuah dunia yang tunggang langgang dan berlari . Kehidupan sejahtera yang kita damba-dambakan tampaknya hanya bisa menjadi mimpi indah yang wajib kita tangisi tapi itu bukan karena keindahannya , tapi tampaknya mimpi itu tidak akan pernah bisa terwujud . Gejala-gejala masyarakat modern yang cenderung destruktif mengisyaratkan bahwa betapa sistem sosial yang kita hidupi bersama tengah mengalami kebuntuan dan syndrome yang sangat akut , Masyarakat kita saat ini seperti “Juggernaut” , hal ini tampak pada prilaku masyarakat kita yang cenderung buas , liar , ganas , bengis dan sangat Anarki . Ketidakstabilan sosial yang kita alami tampaknya telah mencapai tahap yang sangat tinggi dimana , ekologi , Ekonomi ,politik , Sosial , dan budaya telah terjangkit penyakit yang amat misterius , Penyakit yang akan membawa masyarakat kepada kematiannya .
                Seharusnya  dunia ini menghasilkan kepastian dan ilmu pengetahuan namun Dunia ini justru menghasilkan ketidakpastian dan keragu-raguan  itulah yang dikatakan oleh David Peat diaman Sains,teknologi  , serta Modal produk paling mukhtahir manusia (Kapitalisme) justru membawa manusia pada sebuah jurang yang sangat luas dan dalam , yang menyebabkan patahan dan retakan pada dunia kita

Ada beberapa Medan (Kekuatan) yang menyebabkan retakan pada dunia kita :

Medan Sains-Positivistik, dimana sejak Rene Descartes mengutarakan “ Cogito ergo sum” , dimana terdapat pembedaan antara “Res Cogitans” dan “Res extensa” , Dimana subjek bernalar  merupakan pijakan bagi “Ada” , karena hanya manusialah subjek berpikir , maka sejak itu pula  subjek berpikir ini menjadi raja bagi alam semesta , Manusia menjadi makhluk agung yang “Ada” sehingga Alam semesta yang dipahami hanyalah “Res Extensa” atau objek bagi manusia yang bebas untuk dieksploitasi dan digunakan bagi manusia . Dominasi ilmu positivistik  dimana Isaac Newton yang mereduksi mekanika alam semesta layaknya mesin , menjadikan alam semesta layaknya mesin raksasa yang bisa dimanfaatkan sedemikian rupa dan prinsip-prinsip mesin  tersebut bisa diaplikasikan di dunia manusia . Alam semesta yang seyogyanya adalah lokus kehidupan kini bergeser menjadi objek pelampiasan manusia , manusia kini menjadikan alam seenaknya sehingga , berbagai kejadian seperti banjir , letusan gunung dan berbagai proses alam lainnya meniscayakan bahwa alam sedang bergerak kearah yang homeostatis atau bergerak menuju titik keseimbangan akibat kerusakan yang disebabkan oleh manusia namun manusia menuduhnya sebagai  “bencana” .


sumber (http://v-images2.antarafoto.com/g-pr/1322137501/anarkis-01.jpg)

Medan Teknologi-instrumentalistik dimana Perkembangan teknologi dan instrument menjadi sangat pesat dan cepat dimana mulai muncul beberapa teknologi instrumen muktahir seperti TV, Handphone, dan internet yang memang cukup membantu , namun disisi lain itulah yang justru membuat manusia “Ter-Mediasi” dalam segala-galanya seperti yang diramalkan oleh Herbert Marcuse segalanya menjadi Otomatisasi dan mekanisasi , termediasi sesama manusia , termediasi dengan sistem , dan yang paling parah adalah termediasi oleh realitas , sehingga membawa kita kepada “Keterlupaan” terhadap realitas . Bagi Jurgen Habermans komunikasilah yang terdistorsi , namun ini bukanlah justru sekedar distorsi komunikasi tapi distorsi kehidupan itu sendiri . Disisi lain , Kehidupan mulai beralih fungsi menjadi kehidupan yang bersifat yang ”Hyper-Real” seperti yang dimaksud oleh Jean Baudrillard dimana kehidupan yang abstrak menjadi nyata , dan yang nyata menjadi abstrak  , seolah-olah Dunia-dunia ciptaan seperti media sosial yang menjadi ruang kehidupan nyata bagi  kita dan begitupun sebaliknya . Teknologi modern menjadikan  Ruang dan waktu kini terlipat sehingga menyebabkan nilai-nilai yang menjadi pijakan dalam membangun peradaban juga ikut terlipat  itulah yang disebutkan oleh Yasraf Amir Piliang , nilai-nilai yang dulu kita percayai sebagai penuntun kini mulai goyah , sistem yang menjadi perwujudan nilai tak lagi bisa menjawab berbagai persoalan , layaknya saluran got yang sedang mampat dan macet , Terlipatnya ruang dan waktu membuat dunia benar-benar terlanjang , perputaran teknologi dan informasi yang begitu cepat melalui benar-benar menyebabkan pemaknaan kehidupan hampir mati , percepatan kehidupan membuat kita menelan semuanya bulat-bulat tanpa ada jeda dan pemaknaan . Hidup menjadi hampir tak berniali lagi .
Medan Kapitalisme-Individualistik , di Tanah Britania Sejak John Locke , David Hume , dkk memprolamirkan liberalisme yang dimana meniscayakan kebebasan individu , disisi lain  Adam Smith , David Ricardo , dkk yang memperluas gagasan liberal ke ranah ekonomi yang kemudian melahirkan Doktrin Liberal-Kapital yang meniscayakan Privatisasi  dan keuntungan . Revolusi industrilah yang menjadi puncak dari narasi kapitalisme-liberal , namun disisi lain para kelas pekerja disana berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan dalam kondisi yang tidak manusiawi sehingga Marx muncul membangkitkan fajar baru kemanusiaan dan melawan segala ekses kapitalisme dengan sosialisme , namun runtuhnya Tembok Berlin dijadikan simbol berakhirnya sosialisme sekaligus perang ideologi selama bertahun-tahun dan Kapitalisme tampil sebagai ideologi dominan sampai sekarang . Privatisasi dan Kapitalisme kini menjajah dunia kita , manusia yang berpunya kini menjadi raja bagi dunia , dan kaum tidak berpunya menanggung ribuan beban , mereka seperti Drakula penghisap darah yang sangat rakus dan menghisap segala manusia , dengannya maka hancur pula nilai-nilai Egaliter-sosial yang dibangun sejak zaman dulu , nilai-nilai sosial manusia kini bergeser menjadi lebih transaksional bahkan manusia direduksi menjadi homo economicus , kemampuan manusia hanya dinilai dari seberapa jauh dia bisa menghasilkan keuntungan . Kini manusia yang tidak punya hak privat harus terpinggirkan dari dunia modern bahkan terus menjadi budak bagi manusia lain , inilah Hukum Rimba , yang bermodal dan kuat akan menang dan yang tidak bermodal dan lemah akan kalah .
Kita benar-benar dikuasai oleh system yang kita buat . Mark Horkheimer dan Theodore W. Adorno , (Dialektics of Enlighment) mengatakan bahwa dunia modern dimana ilmu pengetahuan yang seharusnya membawa manusia kepada pencerahan (enligthment) justru membawa manusia kembali kepada zaman kegelapan , system yang kita buat benar-benar sedang tercemar , akibatnya masyarakat benar-benar keracunan dan hampir sekarat . Keretakan –keretakan dunia sosial paling gandrung cenderung menyebabkan anarki masyarakat , namun anarkisme masyarakat bukanlah disebabkan karena ada yang bermasalah pada individu , tapi memang mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan masyarakat kita , munculnya kelompok-kelompok sosial , sekte-sekte , kaum-kaum fundamentalis dan berbagai golongan adalah sebuah tanda bahwa masyarakat mulai tidak percaya dengan system yang mereka hidupi . Munculnya berbagai kelompok adalah bentuk dari “mekanisme pertahanan diri” akibat dari system yang sangat tertutup dan betul-betul tidak memberi jawaban atas berbagai persoalan kehidupan , Kelompok-kelompok sosial mulai membuat sebuah “Jarak” (Distingsi) atau pembeda dengan system maupun kelompok lainnya .

Adakah sebuah masa depan untuk kita ? ataukah lagi-lagi kita justru terus menerus mengalami nhilisme , ataukah kita perlu melakukan interupsi ? Mari kita jawab bersama . 

Posted By Ayub Gazali02:24