“Dia
Yang Mengkonsumsi Begitu Banyak Berita
Tak
punya Waktu untuk Merebus dan Menggoreng
,
Dan
dipaksa Menelan Semuanya Bulat-bulat”
Tor Age Bringsvaared
(Pria Yang Mengumpulkan 1973)
Anthony Giddens pernah berkata bahwa Dunia modern ini seperti “Juggernaut” sebuah Makhluk Buas Raksasa yang siap melindas siapa saja , dan bisa kemana saja , bahkan bisa lepas kendali , dunia kita adalah sebuah dunia yang tunggang langgang dan berlari . Kehidupan sejahtera yang kita damba-dambakan tampaknya hanya bisa menjadi mimpi indah yang wajib kita tangisi tapi itu bukan karena keindahannya , tapi tampaknya mimpi itu tidak akan pernah bisa terwujud . Gejala-gejala masyarakat modern yang cenderung destruktif mengisyaratkan bahwa betapa sistem sosial yang kita hidupi bersama tengah mengalami kebuntuan dan syndrome yang sangat akut , Masyarakat kita saat ini seperti “Juggernaut” , hal ini tampak pada prilaku masyarakat kita yang cenderung buas , liar , ganas , bengis dan sangat Anarki . Ketidakstabilan sosial yang kita alami tampaknya telah mencapai tahap yang sangat tinggi dimana , ekologi , Ekonomi ,politik , Sosial , dan budaya telah terjangkit penyakit yang amat misterius , Penyakit yang akan membawa masyarakat kepada kematiannya .
Seharusnya dunia ini menghasilkan kepastian dan ilmu pengetahuan namun Dunia ini justru menghasilkan ketidakpastian dan keragu-raguan itulah yang dikatakan oleh David Peat diaman Sains,teknologi , serta Modal produk paling mukhtahir manusia (Kapitalisme) justru membawa manusia pada sebuah jurang yang sangat luas dan dalam , yang menyebabkan patahan dan retakan pada dunia kita
Ada beberapa Medan (Kekuatan) yang menyebabkan retakan pada dunia kita :
Medan Sains-Positivistik, dimana sejak Rene Descartes mengutarakan “ Cogito ergo sum” , dimana terdapat pembedaan antara “Res Cogitans” dan “Res extensa” , Dimana subjek bernalar merupakan pijakan bagi “Ada” , karena hanya manusialah subjek berpikir , maka sejak itu pula subjek berpikir ini menjadi raja bagi alam semesta , Manusia menjadi makhluk agung yang “Ada” sehingga Alam semesta yang dipahami hanyalah “Res Extensa” atau objek bagi manusia yang bebas untuk dieksploitasi dan digunakan bagi manusia . Dominasi ilmu positivistik dimana Isaac Newton yang mereduksi mekanika alam semesta layaknya mesin , menjadikan alam semesta layaknya mesin raksasa yang bisa dimanfaatkan sedemikian rupa dan prinsip-prinsip mesin tersebut bisa diaplikasikan di dunia manusia . Alam semesta yang seyogyanya adalah lokus kehidupan kini bergeser menjadi objek pelampiasan manusia , manusia kini menjadikan alam seenaknya sehingga , berbagai kejadian seperti banjir , letusan gunung dan berbagai proses alam lainnya meniscayakan bahwa alam sedang bergerak kearah yang homeostatis atau bergerak menuju titik keseimbangan akibat kerusakan yang disebabkan oleh manusia namun manusia menuduhnya sebagai “bencana” .
sumber (http://v-images2.antarafoto.com/g-pr/1322137501/anarkis-01.jpg)
Medan Teknologi-instrumentalistik dimana Perkembangan
teknologi dan instrument menjadi sangat pesat dan cepat dimana mulai muncul
beberapa teknologi instrumen muktahir seperti TV, Handphone, dan internet yang
memang cukup membantu , namun disisi lain itulah yang justru membuat manusia
“Ter-Mediasi” dalam segala-galanya seperti yang diramalkan oleh Herbert Marcuse
segalanya menjadi Otomatisasi dan mekanisasi , termediasi sesama manusia ,
termediasi dengan sistem , dan yang paling parah adalah termediasi oleh
realitas , sehingga membawa kita kepada “Keterlupaan” terhadap realitas . Bagi
Jurgen Habermans komunikasilah yang terdistorsi , namun ini bukanlah justru
sekedar distorsi komunikasi tapi distorsi kehidupan itu sendiri . Disisi lain ,
Kehidupan mulai beralih fungsi menjadi kehidupan yang bersifat yang
”Hyper-Real” seperti yang dimaksud oleh Jean Baudrillard dimana kehidupan yang abstrak
menjadi nyata , dan yang nyata menjadi abstrak
, seolah-olah Dunia-dunia ciptaan seperti media sosial yang menjadi ruang
kehidupan nyata bagi kita dan begitupun
sebaliknya . Teknologi modern menjadikan Ruang dan waktu kini terlipat sehingga menyebabkan
nilai-nilai yang menjadi pijakan dalam membangun peradaban juga ikut terlipat itulah yang disebutkan oleh Yasraf Amir
Piliang , nilai-nilai yang dulu kita percayai sebagai penuntun kini mulai goyah
, sistem yang menjadi perwujudan nilai tak lagi bisa menjawab berbagai
persoalan , layaknya saluran got yang sedang mampat dan macet , Terlipatnya
ruang dan waktu membuat dunia benar-benar terlanjang , perputaran teknologi dan
informasi yang begitu cepat melalui benar-benar menyebabkan pemaknaan kehidupan
hampir mati , percepatan kehidupan membuat kita menelan semuanya bulat-bulat tanpa
ada jeda dan pemaknaan . Hidup menjadi hampir tak berniali lagi .
Medan Kapitalisme-Individualistik , di
Tanah Britania Sejak John Locke , David Hume , dkk memprolamirkan liberalisme
yang dimana meniscayakan kebebasan individu , disisi lain Adam Smith , David Ricardo , dkk yang
memperluas gagasan liberal ke ranah ekonomi yang kemudian melahirkan Doktrin
Liberal-Kapital yang meniscayakan Privatisasi
dan keuntungan . Revolusi industrilah yang menjadi puncak dari narasi
kapitalisme-liberal , namun disisi lain para kelas pekerja disana berada dalam
kondisi yang sangat memprihatinkan dan dalam kondisi yang tidak manusiawi
sehingga Marx muncul membangkitkan fajar baru kemanusiaan dan melawan segala
ekses kapitalisme dengan sosialisme , namun runtuhnya Tembok Berlin dijadikan
simbol berakhirnya sosialisme sekaligus perang ideologi selama bertahun-tahun
dan Kapitalisme tampil sebagai ideologi dominan sampai sekarang . Privatisasi
dan Kapitalisme kini menjajah dunia kita , manusia yang berpunya kini menjadi
raja bagi dunia , dan kaum tidak berpunya menanggung ribuan beban , mereka
seperti Drakula penghisap darah yang sangat rakus dan menghisap segala manusia
, dengannya maka hancur pula nilai-nilai Egaliter-sosial yang dibangun sejak
zaman dulu , nilai-nilai sosial manusia kini bergeser menjadi lebih
transaksional bahkan manusia direduksi menjadi homo economicus , kemampuan
manusia hanya dinilai dari seberapa jauh dia bisa menghasilkan keuntungan .
Kini manusia yang tidak punya hak privat harus terpinggirkan dari dunia modern
bahkan terus menjadi budak bagi manusia lain , inilah Hukum Rimba , yang
bermodal dan kuat akan menang dan yang tidak bermodal dan lemah akan kalah .
Kita benar-benar dikuasai oleh system yang
kita buat . Mark Horkheimer dan Theodore W. Adorno , (Dialektics of Enlighment)
mengatakan bahwa dunia modern dimana ilmu pengetahuan yang seharusnya membawa manusia
kepada pencerahan (enligthment) justru membawa manusia kembali kepada zaman
kegelapan , system yang kita buat benar-benar sedang tercemar , akibatnya
masyarakat benar-benar keracunan dan hampir sekarat . Keretakan –keretakan
dunia sosial paling gandrung cenderung menyebabkan anarki masyarakat , namun
anarkisme masyarakat bukanlah disebabkan karena ada yang bermasalah pada
individu , tapi memang mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan
masyarakat kita , munculnya kelompok-kelompok sosial , sekte-sekte , kaum-kaum
fundamentalis dan berbagai golongan adalah sebuah tanda bahwa masyarakat mulai
tidak percaya dengan system yang mereka hidupi . Munculnya berbagai kelompok
adalah bentuk dari “mekanisme pertahanan diri” akibat dari system yang sangat
tertutup dan betul-betul tidak memberi jawaban atas berbagai persoalan
kehidupan , Kelompok-kelompok sosial mulai membuat sebuah “Jarak” (Distingsi) atau
pembeda dengan system maupun kelompok lainnya .
Adakah sebuah masa depan untuk kita ?
ataukah lagi-lagi kita justru terus menerus mengalami nhilisme , ataukah kita
perlu melakukan interupsi ? Mari kita jawab bersama .
0 comments:
Post a Comment