Manusia
adalah makhluk yang sangat unik , manusia bukan sekedar ada didunia , tapi dia
juga eksist , manusia adalah makhluk yang berada di dalam sekaligus diluar alam
semesta dalam artian disatu sisi manusia adalah bagian alam semesta namun juga
punya kemampuan untuk mengubah alam semesta , manusia amat berbeda dengan
makhluk lainnya , seperti ungkapan Jean
Paul Sartre ,manusia adalah etre pour
soi , makhluk yang ada bagi dirinya (exist) sedangkan makhluk lainnya
adalah etre en soi atau ada pada dirinya (ada). Kemampuan manusia
yang bersifat ambivalen ini membuat manusia menjadi makhluk paling maju dan beradab .
Peradaban manusia merupakan hasil interaksi ekologis dan sosiologis manusia bahkan sepanjang zaman berbagai peradaban manusia terus bergerak tumbuh , hilang , dan
berganti , alam semesta pun juga bergerak namun alam semesta kian mengalami
keretakan dan ketidakseimbangan , sehingga berbagai bencana alam , krisis
lingkungan , krisis pangan , dan sebagainya
mengancam kelangsungan hidup manusia di masa depan .Hal ini disebabkan oleh Prilaku Manusia
dalam berinteraksi dengan alam .
Manusia
dan alam mempunyai relasi dan keterikatan yang sangat kuat yang terwujud dalam
“Pertukaran Metabolik” yaitu manusia dan alam
mengalami pertukaran material misalnya dalam pembusukan biologis (kotoran) akan
berubah menjadi unsur hara dalam tanah dan kembali tumbuh bersama tanaman yang
mengandung nutrisi dan kembali dimakan oleh manusia dimana manusia dan alam saling terikat dalam proses tersebut , selain itu Sirkulasi CO2 Dan O2 oleh Manusia dan tumbuhan juga menjelaskan
pertukaran metabolik tersebut . John Bellamy Foster (Ekologi Marx
Materialisme dan Alam : 2010) menganalisis penyebab kerusakan lingkungan , yang
disebutnya sebagai “Keretakan Metabolik” dimana intervensi manusia terhadap
alam terjadi dengan sangat berlebihan , yang diawali oleh Kajian Justus Von Liebig (Hukum Liebig- pencetus pupuk dan pestisida) dimana terjadi
pengintervensian lingkungan yang berlebihan dengan penggunaan “bahan kimia”
terhadap alam yaitu pupuk dan pestisida yang kemudian membuka potensi yang besar bagi revolusi pertanian . Intervensi manusia dalam bentuk penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan oleh manusia menyebabkan degradasi tanah , pencemaran, dan berbagai kerusakan
lingkungan lain . Hubungan intrinsik
(saling membutuhkan) antara manusia dan alam pun terganggu dengan hal tersebut , hal ini tak
lepas dari kepentingan Kapitalisme yang selalu mementingkan keuntungan semata
tanpa mempertimbngkan faktor ekologis (hubungan manusia dan alam) . Untuk
memacu produksi dan keuntungan dilakukanlah berbagai cara yang singkat dan jangka pendek utamanya
adalah penggunaan bahan kimia oleh karena itu teknologi
kiwiawi dipacu terus-menerus bahkan hingga sekarang , sehingga keretakan
ekologis tak dapat dielakkan lagi .
(http://biologiumum.com/wp-content/uploads/2014/02/Kerusakan-lingkungan.jpg)
Selain
mengganggu pertukaran metabolik , Berbagai bahan kimia yang digunakan
menyebabkan faktor yang sangat acak dan sulit untuk diprediksi lantas menyebar ke
alam dengan sangat cepat , selain itu bahan kimia
tersebut juga sulit untuk terurai sehingga menyebabkan berbagai efek
lain misalnya sisa-sisa pestisida dan Pupuk Kimia yang bisa menurunkan kualitas tanah . Setiap
Makhluk hidup mempunyai peran sendiri dalam alam Rantai Ekologis termasuk Hama , penggunaan pestisida justru membuat kesimbangan ekologis
terganggu salah satu contoh nyata adalah pemusnahan spesises makhluk hidup tertentu yang menyebabkan Ledakan (Resurjensi) Hama seperti Kasus Ulat Bulu dan Tomcat di
Pulau Jawa beberapa waktu lalu dimana makhluk hidup tersebut kehilangan habitat dan makannya oleh pestisida . Sisa-sisa (residu) pestisida yang sulit
terurai di alam juga menyebar dengan cepat melalui
perantara angin dan air berpotensi meracuni makhluk hidup sekitarnya dan terus
menerus menyebabkan efek berantai yang sulit dipastikan (Butterfly Effect) . Pupuk kimia juga bisa merusak
komposisi tanah , membunuh organisme tanah , dan mengganggu komposisi tanah
sehingga berpotensi besar merusak kualitas tanah . Kasus
kerusakan akibat bahan kimia diuraikan sangat jelas oleh Isabelle Delforge (Dusta Industri Pangan : 2005) dan Kini ancaman kerusakan ekologis akibat dari
“keretakan metabolik” ini menjadi semakin nyata dan harus kita hadapi bersama .
Manusia
dan Alam seharusnya bisa mengalami Evolusi bersama (Co-Evolution) yaitu
hubungan yang bersifat dialektis antara manusia dan alam untuk terus “maju
bersama” dan “saling memperbaharui” seperti konsep “pertukaran metabolik” , jadi
seharusnya ada keseimbangan hubungan antara manusia dan alam melalui “konsep
kerja” dimana manusia mencukupi kebutuhan hidupnya dari alam dan bersikap bijak
terhadapnya . Jared Diamond (Collapse
: 2013) mengambarkan bagaimana perilaku manusia dalam berinteraksi dengan alam
sangat berpengaruh terhadap Runtuhnya peradaban manusia , misalnya Kasus
Penggundulan Hutan di Pulau Paskah (Polinesia) , yang disebabkan oleh Struktur
Sosial ( Kapitalisme Primitif) dimana Kaul elite (Raja , Kepala Suku ) menebang habis kayu dengan tujuan pendirian monumen (Patung) dan rumah pribadi . Kasus Masyarakat Anzasi di AS , dan Runtuhnya
Peradaban Maya di Semenanjung Yucatan juga mempunyai sebab yang hampir sama ,
yaitu Kerusakan Lingkungan yang sangat parah , dimana masyarakatnya sangat
tidak bijak dalam berinteraksi dengan lingkungan dengan mengeksploitasi SDA
dengan berlebihan dan bersifat jangka pendek , sehingga tantangan akibat
kerusakan lingkungan itu tidak dapat mereka atasi yang menyebabkan peradaban
manusia disana runtuh dan ditinggalkan . Keruntuhan perdaban masyarakat masa
lalu seharusnya menyediakan pelajaran berharga bagi kita semua bagaimana
mengelola alam dengan bijak dan tepat .
Ancaman
Kerusakan Lingkungan semakin besar kedepannya dan akan terus berlanjut ,
Berbagai peristiwa bencana alam , krisis lingkungan , krisis pangan , global
warming seperti dalam film Al-Gore
(An Inconvenient Truth : 2006) , dan banyak kejadian lain semakin menuntun umat
manusia menuju kepunahan . Kaum Enviromentalis dan Non-Enviromentalis
terus-menerus terlarut dalam debat kusir antara melestarikan alam ataukah
melestarikan manusia dan kini kita dihadapkan pada masalah terbesar yang
dihadapi oleh umat manusia . Lembah Bitteroot di Montana seperti yang
dianalisis oleh Jared Diamond (Collapse
: 2013) menyediakan contoh kasus kerusakan lingkungan kontemporer dengan
berbagai Variabel yang sangat terkait dan sangat kompleks . Manusia kini akan
menghadapi masa depan yang lebih menantang dan dituntut lebih cerdas dan bijak
dalam krisis terbesar yang akan kita hadapi , Kasus-kasus runtuhnya peradaban
Masa lalu serta Kasus Lembah Bitteroot Montana menyediakan pelajaran yang
sangat berharga bagi kita semua . Masa depan umat manusia akan tergantung pada
jawaban terhadap permasalahan kompleks mengenai Alam .
bagaimana kalau diteropong menggunakan paradigma mekanistik dan holistik dinda....saya kira ini menarik untuk mengupas sisi kemanusiaan kita yang terkadang lupa relasinya dengan alam....
ReplyDeleteBISA JUGA KAK ... MAKASIH SARANNYA :)
ReplyDeleteMUDAH-MUDAHAN BISA DILANJUTKAN..