Sunday, 12 January 2014

PERAN MAHASISWA

Filled under:

Ada peran-peran yang harus dilakukan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari identitas mahasiswa itu sendiri, diantaranya yang pertama PERAN MORAL mahasiswa dalam kehidupannya sebagai kaum intelektual muda. Jika hari ini aktifitas mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura-hura) maka berarti telah menyimpang. Jika hari ini mahasiswa lebih suka mengisi waktu dengan agenda-agenda personal seperti pacaran, nongkrong di Mal tanpa ingin tahu tentang keadaan sosialnya, jika pada hari ini mahasiswa lebih mementingkan individu dengan segala kepentingannya tanpa memperhatikan sekelilingnya (realitas objektif) maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang” yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa. Yang kedua PERAN SOSIAL, dimana mahasiswa dalam hal ini harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam (solidaritas sosial). Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan. Dalam peran ini hakekatnya mahasiswa tidak membiarkan begitu saja penindasan yang terjadi disekelilingnya, penindasan yang dilakukan kaum pemangku puncak kuasa untuk meruntuhkan eksistensi kaum marginal yang sampai-sampai rela mengembik untuk mempertahankan eksistensi diri. Yang ketiga PERAN POLITIK, mahasiswa hakekatnya mampu menciptakan kesinambungan politik yang dinamis dan berdasar pada keadaan objektif (rakyat) dalam menjalankan kehidupannya sebagai bagian dari rakyat. Pasca reformasi tahun 1998, peran politik mahasiswa sebagai kaum terpelajar dinamis yang penuh kreatifitas seakan bergejolak kembali saat sebelumnya terbelenggu oleh pemerintahan yang otoriter dimana membatasi ruang gerak demokrasi. Dalam peran ini kadang mahasiswa dibutakan oleh hal-hal duniawi (uang) ataupun suatu ideologi sempit yang dapat membutakan mata sehingga bertindak secara subjektif dalam menjalankan segala kepentingannya. Ketiga peran ini seharusnya sinergis berpadu dengan peran akademik mahasiswa sebagai bagian dari ruang pembelajaran kaum intelektual muda. Dimana kadang realitas sekarang menjadi dilema, dalam artian banyak mahasiswa yang hobinya kuliah namun tak mau tahu tentang segala hal berkenaan dengan kehidupan sosial politiknya, sehingga banyak anggapan berilmu untuk dirinya sendiri (Percuma!!). Mahasiswa seharusnya tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi problematika vertikal maupun horizontal yang ada disekelilingnya. Dengan bertolak pada keadaan yang riil, menjadikannya mampu bertindak dan mengambil peran penting sebagai hakekat dari pemegang identitas agent of change maupun director of change. Gerakan mahasiswa harus terus mereformasi diri, menambal lubang-lubang kelemahan dan keluar dari jebakan pikiran konvensional untuk mencari solusi kritis. Ada empat model gerakan yang bias ditawarkan untuk menghadapi tantangan hari ini: 1. Gerakan intelektual, sebagai seorang intelektual maka yang harus dilakukan yaitu dengan kerja-kerja intelektual pula. Seperti seminar, diskusi, kelompok kajian dan penerbitan karya-karya ilmiah. 2. Gerakan cultural, mahasiswa harus membumi dan bekerja bersama rakyat, misalnya advokasi dan kegiatan bersama. 3. Gerakan structural, bekerjasama dengan Negara untuk mendukung kerja-kerja gerakan yang ada. 4. Gerakan massa, ketika aspirasi tidak lagi didengar, maka aksi massa menjadi alat yang sah dalam penyampaiana aspirasi.

0 comments:

Post a Comment