Wednesday 22 January 2014

SEBUAH KEKALAHAN KECIL (DESAKU)

Filled under:

Di sebuah Desa Kecil di Kab.Bone kurang lebih 30 km dari kota kabupaten Desa itu adalah tanah leluhurku,disanalah ibuku dilahirkan dan aku juga pernah menghabiskan masa-masaku disana.Sawah dan lading terhampar luas bahkan Dulu saat aku berumur 10 tahun,kulihat para orang-orang bahu-membahu bersama-sama diladang dan disawah saling membantu dan gotong royong.Mereka menanam padi bersama,panen bersama dan memikul hasil panen bersama.Aku senang bermain disana.Sekarang yang kulihat hanyalah para orang tua dan kakek-nenek yang ada disana namun kemanakah para generasi mudanya ?.Sekarang mereka sibuk berhura-hura dan berfoya-foya mereka memaksa para ayah-ibu mereka untuk membeli segala macam yang membuat mereka serasa menjadi orang kota dan orang modern.Mereka menganggap bahwa bertani adalah pekerjaan rendahan sehingga mereka malas turun kesawah.Mereka lupa bahwa darisanalah mereka hidup.Mereka ingin hidup dan tinggal di kota tapi apa daya pendidikan mereka kurang memadai,hanya kurang yang sampai ke perguruan tinggi,itupun sangat terbatas dan PT lokal saja sehingga lapangan pekerjaan juga cukup terbatas untuk mereka.Lalu kelak siapa yang akan menjadi petani  ? 
 
Desa itu adalah desa yang sangat kaya akan alamnya.10 Tahun yang lalu jika berangkat ke sawah bersama kakek,aku singgah disebuah sungai kecil yang sangat jernih disana kami memasang perangkap udang dan ketika pulang pasti mendapat beberapa udang besar yang hampir seperti lobster dan tidak lupa memancing ikan serta berburu kepiting.Kini sungai itu hampir hilang airnya tidak nampak kecuali jika musim penghujan itupun debet airnya sangat kurang.Tak ada Udang,ikan dan kepiting lagi.Kenapa sungai itu hilang ?
Desa itu sangat rindang dan sejuk ada beberapa pohon besar yang sering kujadikan sebagai tempat istirahat dan beberapa pohon beserta buahnya serta tanaman-tanaman hutan lain yang dapat dikonsumsi.Setiap musim buah-buahan tertentu aku biasa memanjat pohon dan melempar buah dan jumlahnya sangat banyak dan bebas diambil di dalam hutan.Kini pohon besar semakin berkurang,begitupun dengan buah-buahan serta tanaman hutan katanya Pohon besar yang ada telah ditebang dan kayunya telah dijual ke kota oleh seseorang dan warga lainnya juga mengikuti sehingga pepohonan makin berkurang dan banyak ditebang lalu dijual.Hutan-hutan dengan buah dan tanaman hutan yang banyak itu sekarang menjadi gundul karena kayunya dijual lalu dijadikan ladang bahkan dipagari,tak ada lagi buah-buahan dan tanaman hutan disana.Bahkan sering terjadi sengketa memperebutkan lahan itu karena sumberdayanya.Masih adakah Pohon,buah,dan tanaman hutan itu ? dan masih adakah hutan yang hasilnya bebas diambil oleh setiap orang ?
Desa itu sangat rapi dan rumah-rumah tertata rapi dengan halaman yang dipenuhi dengan tanaman buah dan sayur serta rempah-rempah dan biasanya aku bermain disana dan berlarian dikolong rumah serta disekitaran halaman.Sangat asyik bermain disana bersembunyi di antara pohon sereh lalau berputar mengelilingi tanaman terong lalu berlari dari pohon kelapa sampai ke pohon jambu,bermain mobil-mobilan di parit halaman lalu mem,buat kota kecil dari pasir dan tahi sapi dikandang sapi yang ada dikolong rumah kemudian mengejar ayam dikandang.Namun sekarang tak ada lagi kandang ayam disana,tak ada lagi kandang sapi.Sapi dulu yang digunakan membajakl sawah berganti menjadi traktor mesin dan kandang ayam sudah hilang dan hanya dibiarkan begitu saja karena rumah yang dulu adalah rumah kayu tradisional telah menjadi rumah modern dari semen sehingga tak ada lagi kolong rumah dulu serta kandang ayam dan sapinya selain itu rumah sangat sering kebanjiran dan temboknya retak akibat gempa kecil.Halaman yang dulu penuh kebun telah kering dan penuh dengan bunga-bungaan mahal yang dipajang dan ditanam tak ada lagi sayuran,buah,dan rempah yang sangat sejuk dan indah yang biasanya bisa memenuhi kebutuhan,Pohon jambu yang dulu kutanam bersama ayah sekarang ditebang dan digunakan sebagai tempat merambat bunga tertentu.Masih adakah yang punya rumah kayu tradisional ? Masih adakah yang punya Halaman penuh buh,sayur,dan rempah serta kandang ternak ?
Desa itu adalah desa yang sangat sopan 10 Tahun yang lalu dalam setiap acara,pasti setiap keluaraga turut membantu dan meramaiakn dengan tabuhan gendang dan permainan kecapi yang sangat indah dan membuat kita terbahak-bahak dan bermain kartu dengan kopi dan the serta kue-kue khas sampai subuh dan setelah pesta bubar tetap dilakukan hal seperti itu namun sekarang Dalam sebuah pesta pernikahan salah seorang kerabat dekat ada fenomena yang cukup menarik.Seusai tamu dan undangan bubar para generasi muda di sekitarnya beserta kawan-kawannya justru melakukan pesta miras dalam tempat pernikahan seraya menikmati goyangan para biduan dari orkes yang sangat erotis dan sensual.Sangat Ironis karena hal seperti itu dilakukan di dekat mesjid yang jaraknya hanya hampir 20 meter dari tempat pesta.Fenomena ini memang sepertinya sudah membudaya pada daerah itu bahwa dalam setiap pesta pernikahan “mesti”dan”harus” ada pesta miras di dalamnya sambil menikmati goyangan erotis para biduan mereka juga ikut berjoget diatas panggung. Dan seusai para tamu undangan bubar mereka langsung menyulap tempat tamu undangan menjadi sebuah arena joget dan pesta miras.Sebuah kekalahan kecil sedang kita alami,bahwa para generasi muda penerus bangsa yang bertugas membangun negeri ini justru berfoya-foya di tengah carut marut bangsa ini dan kelak akan menggantikan para pemimpin serta pejabat ‘tak bermoral lainya”.Kemanakah desaku nanti ? Kemanakah para saudara  serta teman-temanku disana ? Aku Rindu Desaku Yang Dulu dan setelah sarjana aku akan kembali kesana membuat suatu perubahan kecil untuk tanah leluhurku. (Makassar 17 Januari 2011).

Ayub Gasali

0 comments:

Post a Comment