Di
sebuah Desa Kecil di Kab.Bone kurang lebih 30 km dari kota kabupaten Desa itu
adalah tanah leluhurku,disanalah ibuku dilahirkan dan aku juga pernah
menghabiskan masa-masaku disana.Sawah dan lading terhampar luas bahkan Dulu
saat aku berumur 10 tahun,kulihat para orang-orang bahu-membahu bersama-sama
diladang dan disawah saling membantu dan gotong royong.Mereka menanam padi
bersama,panen bersama dan memikul hasil panen bersama.Aku senang bermain
disana.Sekarang yang kulihat hanyalah para orang tua dan kakek-nenek yang ada
disana namun kemanakah para generasi mudanya ?.Sekarang mereka sibuk
berhura-hura dan berfoya-foya mereka memaksa para ayah-ibu mereka untuk membeli
segala macam yang membuat mereka serasa menjadi orang kota dan orang
modern.Mereka menganggap bahwa bertani adalah pekerjaan rendahan sehingga
mereka malas turun kesawah.Mereka lupa bahwa darisanalah mereka hidup.Mereka
ingin hidup dan tinggal di kota tapi apa daya pendidikan mereka kurang
memadai,hanya kurang yang sampai ke perguruan tinggi,itupun sangat terbatas dan
PT lokal saja sehingga lapangan pekerjaan juga cukup terbatas untuk mereka.Lalu
kelak siapa yang akan menjadi petani ?
Desa
itu adalah desa yang sangat kaya akan alamnya.10 Tahun yang lalu jika berangkat
ke sawah bersama kakek,aku singgah disebuah sungai kecil yang sangat jernih
disana kami memasang perangkap udang dan ketika pulang pasti mendapat beberapa
udang besar yang hampir seperti lobster dan tidak lupa memancing ikan serta
berburu kepiting.Kini sungai itu hampir hilang airnya tidak nampak kecuali jika
musim penghujan itupun debet airnya sangat kurang.Tak ada Udang,ikan dan
kepiting lagi.Kenapa sungai itu hilang ?
Desa
itu sangat rindang dan sejuk ada beberapa pohon besar yang sering kujadikan
sebagai tempat istirahat dan beberapa pohon beserta buahnya serta
tanaman-tanaman hutan lain yang dapat dikonsumsi.Setiap musim buah-buahan
tertentu aku biasa memanjat pohon dan melempar buah dan jumlahnya sangat banyak
dan bebas diambil di dalam hutan.Kini pohon besar semakin berkurang,begitupun
dengan buah-buahan serta tanaman hutan katanya Pohon besar yang ada telah
ditebang dan kayunya telah dijual ke kota oleh seseorang dan warga lainnya juga
mengikuti sehingga pepohonan makin berkurang dan banyak ditebang lalu
dijual.Hutan-hutan dengan buah dan tanaman hutan yang banyak itu sekarang
menjadi gundul karena kayunya dijual lalu dijadikan ladang bahkan dipagari,tak
ada lagi buah-buahan dan tanaman hutan disana.Bahkan sering terjadi sengketa
memperebutkan lahan itu karena sumberdayanya.Masih adakah Pohon,buah,dan
tanaman hutan itu ? dan masih adakah hutan yang hasilnya bebas diambil oleh
setiap orang ?
Desa
itu
sangat rapi dan rumah-rumah tertata rapi dengan halaman yang dipenuhi
dengan
tanaman buah dan sayur serta rempah-rempah dan biasanya aku bermain
disana dan berlarian dikolong rumah serta disekitaran halaman.Sangat
asyik bermain disana
bersembunyi di antara pohon sereh lalau berputar mengelilingi tanaman
terong
lalu berlari dari pohon kelapa sampai ke pohon jambu,bermain
mobil-mobilan di
parit halaman lalu mem,buat kota kecil dari pasir dan tahi sapi
dikandang sapi yang ada dikolong rumah kemudian mengejar ayam
dikandang.Namun sekarang tak ada
lagi kandang ayam disana,tak ada lagi kandang sapi.Sapi dulu yang
digunakan
membajakl sawah berganti menjadi traktor mesin dan kandang ayam sudah
hilang
dan hanya dibiarkan begitu saja karena rumah yang dulu adalah rumah kayu
tradisional telah menjadi rumah modern dari semen sehingga tak ada lagi
kolong
rumah dulu serta kandang ayam dan sapinya selain itu rumah sangat sering
kebanjiran dan temboknya retak akibat gempa kecil.Halaman yang dulu
penuh kebun
telah kering dan penuh dengan bunga-bungaan mahal yang dipajang dan
ditanam tak
ada lagi sayuran,buah,dan rempah yang sangat sejuk dan indah yang
biasanya bisa
memenuhi kebutuhan,Pohon jambu yang dulu kutanam bersama ayah sekarang
ditebang
dan digunakan sebagai tempat merambat bunga tertentu.Masih adakah yang
punya rumah kayu tradisional ? Masih adakah yang punya Halaman penuh
buh,sayur,dan
rempah serta kandang ternak ?
Desa
itu adalah desa yang sangat sopan 10 Tahun yang lalu dalam setiap acara,pasti
setiap keluaraga turut membantu dan meramaiakn dengan tabuhan gendang dan
permainan kecapi yang sangat indah dan membuat kita terbahak-bahak dan bermain
kartu dengan kopi dan the serta kue-kue khas sampai subuh dan setelah pesta
bubar tetap dilakukan hal seperti itu namun sekarang Dalam sebuah pesta
pernikahan salah seorang kerabat dekat ada fenomena yang cukup menarik.Seusai
tamu dan undangan bubar para generasi muda di sekitarnya beserta kawan-kawannya
justru melakukan pesta miras dalam tempat pernikahan seraya menikmati goyangan
para biduan dari orkes yang sangat erotis dan sensual.Sangat Ironis karena hal
seperti itu dilakukan di dekat mesjid yang jaraknya hanya hampir 20 meter dari
tempat pesta.Fenomena ini memang sepertinya sudah membudaya pada daerah itu
bahwa dalam setiap pesta pernikahan “mesti”dan”harus” ada pesta miras di
dalamnya sambil menikmati goyangan erotis para biduan mereka juga ikut berjoget
diatas panggung. Dan seusai para tamu undangan bubar mereka langsung menyulap
tempat tamu undangan menjadi sebuah arena joget dan pesta miras.Sebuah
kekalahan kecil sedang kita alami,bahwa para generasi muda penerus bangsa yang
bertugas membangun negeri ini justru berfoya-foya di tengah carut marut bangsa
ini dan kelak akan menggantikan para pemimpin serta pejabat ‘tak bermoral
lainya”.Kemanakah desaku nanti ? Kemanakah para saudara serta teman-temanku disana ? Aku Rindu Desaku
Yang Dulu dan setelah sarjana aku akan kembali kesana membuat suatu perubahan
kecil untuk tanah leluhurku. (Makassar 17 Januari 2011).
Ayub Gasali
0 comments:
Post a Comment