Thursday, 11 September 2014

MEMBANGUN PERTANIAN DARI TIMUR INDONESIA

-Tulisan Ini pernah diterbitkan di Tabloid Nasional " Inspirasi" Edisi 25 Agustus 2014 , Vol.5 No.99-


“Agriculture is about alive or dead…”

“I ask you : while Indonesian people in the near future will suffer from misfortune, disaster, if the problem of people’s food will not be solved immediately, whereas the problem of people’s Availability stocks is about alive or dead, how do with your groups? Why did only 120 and 7 students register at the faculty of agriculture and faculty of veterinary medicine, respectively? No, my young people, study in agriculture and veterinary sciences is not less important than other studies, is not less satisfied for the high aspiration-souls than other studies. Bear in mind, once more bear in mind, if we do not “bear in mind” the problem of people food as highty as is possible, radically and revolutionarily, we will suffer from great disaster.”
(Pidato Presiden RI Soekarno pada peresmian Kampus IPB, 1952)

Sumber daya alam (SDA) yang  terdiri dari kondisi geografis serta keanekaragaman hayati yang sangat berlimpah menunjukkan betapa potensialnya negeri kita untuk sektor pertanian namun justru kondisi pertanian negeri ini tak kunjung membaik dan menunjukkan geliatnya . Ironi disebuah negeri agraris yang kaya ketika pertanian yang sejak dahulu kala menjadikan negeri kita sebagai salah satu pusat perdagangan dunia seakan-akan menggali lubang kuburnya sendiri . Impor yang kian tahun terus-menerus naik dan bertambah dengan alasan tidak mencukupi kebutuhan nasional terus dilakukan kian menjadi indikator carut-marutnya pertanian di Indonesia . Sebenarnya banyak alternatif yang bisa menyelesaikan berbagai masalah tersebut , salah satu diantaranya adalah pemanfaatan potensi pertanian di berbagai wilayah secara optimal . Banyak wilayah yang mempunyai potensi luar biasa di Indonesia namun cenderung kurang di perhatikan dan dimanfaatkan misalnya wilayah Indonesia bagian Timur .
Potensi sumber daya alam (SDA) Di berbagai wilayah Indonesia Timur sesungguhnya masih banyak namun belum terlalu dikembangkan padahal sejatinya potensi tersebut merupakan potensi yang sangat besar. Indonesia Timur menyimpan berbagai Keanekaragaman hayati yang didukung dengan kondisi geografis berupa Iklim Tropis dengan  curah hujan yang merata sepanjang tahun , dataran tinggi dan dataran rendah , Intensitas Cahaya  Matahari , keaneka ragaman jenis tanah yang memungkinkan dibudidayakannya berbagai jenis tanaman serta ternak dari daerah tropis, serta komoditas tanaman yang diintroduksi dari daerah sub tropis. Kawasan Timur Indonesia yaitu Sulawesi ,Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara dan Papua sejatinya mempunyai prospek yang tidak kalah bagus dalam pertanian dibanding daerah lainnya oleh karena itu pengembangan pertanian juga perlu dilakukan di kawasan timur Indonesia .
Pulau Sulawesi adalah pulau yang sangat potensial dalam berbagai pengembangan komoditas pertanian , variasi geografis serta iklim sangat mendukung hal tersebut. Ada beberapa komoditas yang sangat potensial di Sulawesi mulai dari tanaman pangan (padi,jagung,dsbg) , perkebunan(kopi ,cengkeh,kakao ,kelapa sawit, dsbg) , hortikultura (sayur-sayuran) dan buah-buahan . Hampir semua komoditas pertanian nasional bisa ditemukan di Pulau Sulawesi namun perlu pengawalann lebih lanjut terhadap komoditas tersebut karena beberapa program yang pernah dijalankan pemerintah misalnya Gernas Kakao , tidak terlalu berefek signifikan akibat kurangnya pengawalan terhadap program ini . Tanaman seperti kopi yang berkualitas internasional seharusnya perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah seperti Kopi Toraja misalnya . Selain itu komoditas pertanian yang lain yang cenderung bersifat lokal dan spesifik kerap dikesampingkan padahal komoditas pertanian tersebut bisa memperkaya variasi komoditas pertanian kita.
Kepulauan Maluku komoditas pertanian utamanya adalah Cengkeh , Pala , Kelapa Sawit , Kakao dan kelapa sedangkan komoditas pendukung/alternatif adalah Kayu Putih , Kayu manis ,Sagu , Rambutan , Pisang , Duku , dan manggis Manggis. Wilayah Kep.Maluku , dalam sejarah ramai dikunjungi oleh pedagang dari berbagi belahan dunia utamanya Portugis dan Spanyol yang datang membeli rempah-rempah dimana oleh mereka Kep.Maluku diberi gelar “Pulau Rempah-rempah”. Rempah-rempah di Kep.Maluku seperti cengkeh dan pala bernilai sangat tinggi , sehingga potensi pertanian seperti Cengkeh dan buah pala bisa dikembangkan lebih lanjut disana dan bisa dijadikan sebagai sentra bagi komoditas rempah-rempah di Indonesia dengan menggunakan stretegi pewilayahan komoditas serta didukung oleh pengetahuan dan pengalaman masyarakat Kep.Maluku yang telah berinteraksi dengan tanaman tersebut selama hampir ribuan tahun dalam membudidayakannya dan  pemerintah maka segalanya menjadi mungkin dan Kep.Maluku bisa jadi sentra rempah-rempah Indonesia bahkan Dunia. Wilayah kepulauan Maluku sangat mendukung komoditas pertanian yang menghendaki iklim yang basah .


Papua daerahnya hampir sekitar 80% hutan tersimpan beraneka ragam potensi pertanian dan kehutanan yang  sangat kaya berasal dari keanekaragaman hayati , namun pemanfaatan keanekaragman hayati berupa tumbuhan , kurang terlalu dikembangkan dan dilakukan eksplorasi serta penelitian lebih lanjut. Dataran Papua yang berupa Dataran Tinggi dan Dataran rendah sangat mendukung berbagai macam varisi Komoditas Pertanian selain itu Potensi perkayuan , hasil hutan , dan perkebunan sangat besar di papua mengingat luas hutan disana yang cukup besar beserta bentang alam serta kondisi geografis yang tropis yang sangat mendukung . Hasil pertanian utama papua adalah tanaman perkebunan yaitu sawit ,kakao ,kopi , ,dan buah merah sedangkan hasil hutannya berupa kayu , dan sagu,  selain itu tanaman hortikultura berupa sayur-mayur dataran tinggi (Kubis, Wortel, Kentang , dan Bawang Putih selain itu ada komoditas pendukung yaitu  Padi Sawah dan Padi Gogo , kedelai ,Umbi-umbian( singkong ,Talas ,Dan ubi jalar) Serta aneka buah-buahan seperti Durian , dan duku mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Papua . Luas wilayah dan bentang alam yang bergunung dan curam menyababkan papua sangat sulit untuk dijelajahi ,sehingga masih banyak daerah yang belum dieksplorasi dan besar  kemungkinan penemuan spesies tanaman baru yang berguna di bidang pangan , farmasi , serta bidang kehutanan . Wilayah Papua mendukung komoditas Pertanian yang menghendaki Iklim Basah maupun Kering .
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur lebih dikenal sebagai daerah peternakan (Ruminansia)dan  kadang kurang dihitung sebagai wilayah dengan komoditas Pertanian dan Kehutanan namun sebenarnya disana juga tersimpan potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan diantaranya Kayu Cendana dan Kacang-kacangan (Kedelai dan Kacang Hijau) , apalagi kayu Cendana yang bernilai sangat tinggi selain itu tanaman industri seperti tembakau juga mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan di Nusa Tenggara. Tanaman Alternatif yang bisa dikembangkan di Nusa Tenggara adalah Sayuran Dataran Tinggi (NTB) , Bawang Merah dan Bawang Putih serta Buah-buahan seperti Pisang dan Mangga . Wilayah Nusa tenggara sangat mendukung komoditas yang menghendaki iklim yang kering .
Pengembangan Indonesia Timur sebagai daerah komoditas pertanian diharapkan bisa menjadi alternative solusi bagi kebijakan pertanian nasional . Selama ini pemerintah sering menerapkan kebijakan Impor untuk mencukupi kebutuhan nasional padahal di daerah Indonesia sebenarnya banyak potensi pengembangan komoditas yang bisa mencukupi kebutuhan nasional  bahkan bisa menjadi surplus nasional . Kasus kelangkaan kedelai beberapa tahun yang lalu bisa menjadi contoh yang menarik ketika di wilayah Indonesia bagian barat harga kedelai melonjak sangat jauh , di beberapa bagian wilayah Indonesia timur harga kedelai justru sangat stabil  hal ini membuktikan bahwa produksi pertanian kedelai di Indonesia Timur justru lebih stabil dan potensial ,untuk itu perlulah pemerintah mulai mengalihkan perhatian pada prospek pengembangan komoditas di Indonesia bagian timur. Dibandingkan wilayah lain lahan pertanian di Indonesia Timur lebih berpotensi untuk dibuka dan dikembangkan karena laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk belum terlalu signifikan dibandingkan Indonesia bagian Barat sehingga area terbuka untuk lahan pertanian masih banyak serta alih fungsi lahan belum terlalu besar .
Peranan Pelaku pertanian (SDM Pertanian) sebagai subjek pertanian  bisa dimaksimalkan melalui penentuan kebijakan yang bersifat gabungan antara Bottom-up dan Top-down yang sangat bagus untuk diterapkan di Indonesia Timur , kebijakan bottom-up (Bawah-Keatas) merupakan kebijakan dimana seluruh keputusan diambil secara bersama oleh subjek pertanian (Petani) dalam hal ini petani di Indonesia Timur merupakan petani yang masih bersifat egaliter dalam artian mempunyai nilai sosial-budaya yang sangat tinggi bahkan praktek kebijakan yang bersifat bottom-up telah berlangsung sejak lama , dengan kebijakan bottom-up pengetahuan petani utamanya pengetahuan yang bersifat lokal bisa dimanfaatkan dan dioptimalkan sehingga akumulasi nilai sosial-budaya dan pengetahuan petani akan menjadi senjata untuk meningkatkan kesejahteraannya. Petani sebagai pelaku utama pertanian tentunya mewarisi pengetahuan dan nilai-nilai praktek pertanian yang telah berlangsung berabad-abad lamanya , pengetahuan dan nilai sosial-budaya seperti ini sangat jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah . Kebijakan bersifat Top-down merupakan kebijakan dimana pemerintah mengambil keputusan untuk pelaksanaan pertanian , di Indonesia Timur kebijakan yang bersifat Top-down bisa diarahkan untuk membangun struktur dan infrastruktur pertanian serta peraturan perundang-undangan yang betul-betul melindungi petani . Berbagai masalah pertanian yang paling akrab adalah konflik lahan dengan korporasi , pemerintah dengan tegas harus membuat kebijakan yang melindungi petani dari berbgaia macam ancaman. Dengan kombinasi keduanya diharapkan pembangunan pertanian di Indonesia Timur dapat dioptimalkan dengan baik sehingga sektor pertanian bisa kembali menggeliat dan petani menjadi sejahtera . Kesajahteraan petani adalah kesejahteraan bangsa dan Negara karena pertanian adalah tentang hidup matinya suatu bangsa , ketika pertanian Indonesia mati maka mati pulalah bangsa kita.

0 comments:

Post a Comment